Edgar Steven Davids lahir 13 Maret 1973. Dia artinya mantan pemain sepak bola profesional Belanda-Suriname dan instruktur ketika ini.

Sehabis memulai karirnya bersama Ajax, memenangkan beberapa gelar domestik dan internasional, dia lalu bermain di Italia buat AC Milan.

Serta lalu menikmati kesuksesan beserta Juventus, sebelum dipinjamkan ke Barcelona pada tahun 2004.

Edgar-Steven-Davids-Memenangkan-Beberapa-Gelar

Beliau lalu bermain untuk Inter Milan dan Tottenham Hotspur sebelum pulang ke Ajax. Dia juga bermain judi bola online di https://www.ispcan2018.org/ situs judi bola resmi terbaik dan terpercaya di Asia.

Selesainya berjuang dengan cedera selama 2 tahun, Davids kembali ke sepakbola kompetitif selama periode singkat dengan Crystal Palace sebelum purna tugas pada usia 37 tahun.

Di 2012, dia ditunjuk sebagai manajer pemain di klub perserikatan Inggris 2 Barnet.

Dia mengundurkan diri dengan konvensi bersama menjadi manajer pada Januari 2014.

Beliau bermain 74 kali oleh Belanda pada taraf internasional, mencetak enam gol, dan mewakili negaranya di Piala dunia FIFA (sekali) dan Kejuaraan Eropa UEFA (3 kali).

Salah satu pemain terbesar dan paling dikenal pada generasinya, Davids seringkali menonjol di lapangan sepak bola sebab rambut gimbalnya serta kacamata pelindung yg dia kenakan karena glaukoma.

Seorang gelandang proaktif serta energik, namun kreatif dan terampil, Davids dijuluki “The Pitbull” oleh Louis van Gaal karena kemampuan menandai, serangan, dan gaya permainan tekel keras.

Di tahun 2004, ia merupakan keliru satu pemain yg dipilih oleh Pelé buat tampil di FIFA 100, daftar pemain sepak bola terbesar di dunia.

Sesudah ditolak di dua kesempatan sebelumnya sang klub, Davids memulai karirnya pada usia 12 tahun bersama Ajax.

Beliau menghasilkan debut tim pertamanya pada 6 September 1991 pada kemenangan sangkar lima-1 atas RKC Waalwijk.

Dia membantu klub Amsterdam meraih tiga gelar Eredivisie domestik, dan kesuksesan kontinental menggunakan Piala UEFA 1992 serta perserikatan Champions UEFA 1995.

Pada final liga Champions UEFA 1996, beliau gagal mengeksekusi penalti pertama Ajax dalam adu penalti, yang akhirnya mereka kalahkan dari Juventus.

Selama pada Ajax, Davids dijuluki “The Pitbull” sang manajer Ajax Louis van Gaal sebab gaya permainannya yang garang pada lini tengah tim.

Davids dikenal menonjol pada lapangan sepak bola karena rambut gimbalnya dan kacamata pelindung yang ia kenakan sebab glaukoma.

Seseorang gelandang proaktif, energik, serta kreatif, Davids dijuluki “Pitbull” oleh Louis van Gaal sebab kemampuan menandai dan tackling agresifnya.

Sepanjang karirnya, Davids populer menggunakan teknik serta keterampilan bolanya yg luar biasa, serta kemampuan passing serta visinya.

Dia jua dikenal sebab kecepatan, kekuatan, kekuatan, stamina, kecerdasan taktis, keserbagunaan dan keuletannya.

Serta kemampuannya membaca permainan, yg, beserta menggunakan kemampuan teknisnya.

Memungkinkannya buat ditempatkan pada beberapa posisi lini tengah, termasuk menjadi gelandang kiri, atau menjadi gelandang tengah, box-to-box, atau defensif.

Dia ialah salah satu pemain yang dipilih sang Pelé buat tampil di FIFA 100, daftar pesepakbola terbesar di global. Sepupunya Lorenzo juga seseorang pesepakbola.